Baut dan Botol Tupperwear Kuning.

Saya rindu hujan rintik disore hari.

Setelah malam ini. Saya ingin memilih untuk menahan diri dari jatuh cinta, lagi.

Terasa ada hal keras yang berontak untuk meminta pernyataan, tapi seperti biasa dominasi ego merontokkan segalanya.

Ada kekosongan yang memaksa hati untuk didiami siapapun, tak perduli itu siapa. Sepi sekali, sampai seperti fakir yang menunggu disumbang dari rasa yang kasihan.

Saya terisak, karna masih menimbun cinta yang besar sendirian. Seharusnya sebelum pergi saya beri semua hal yang saya punya; cinta, rasa bahagia, dan cita-cita. Menyerahkan semua hal yang saya punya, hingga tidak ada lagi yang tersisa sama sekali bahkan untuk saya sendiri. Dan sekarang pasti saya sudah bahagia untuk berkelakar dan mendongak cakrawala. Ah terdengar seperti menyangkal takdir.

Saya ingin membenci saya yang terlalu amat jatuh cinta ini, saya ingin berteriak bahwa saya membenci kamu, tapi terasa seperti sebagian dari diri saya hilang. Seperti separuh dari diri saya tidak mau pergi.

Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan dengan rasa sakit yang entah sampai kapan batasnya. - Sapardi djoko Damono.

Bukan saya meminta diri untuk lupa. Saya tidak bisa lupa, tidak bisa pura-pura tidak merasa, tidak bisa berbohong tidak terasa. Saya merasa! Terasa sekali.

Saya ingin berdamai dengan diri saya, seperti saya berdamai pada rasa idealisme hidup saya, seperti berteman pada prinsip-prinsip keras yang saya junjung, seperti biasa saja seperti bantal empuk yang biasa menemani saya terlelap.

Saya ingin jadi yang biasa. Seperti normal.

Demi Masa, tolong jangan terlalu lama. Karna saya pernah merasa butuh beberapa tahun hanya untuk jatuh cinta dengan sangat, lagi, Akhirnya.



Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar