Ikan Lapar?
Kata beberapa orang, saya jauh dari kata kritis. Bahkan terlihat bodoh. Kamu tahu seperti apa ketika menyadari bahwa diri ini bodoh? Semacam tahu bahwa selama ini menggunakan buku untuk kipas, bukan dibaca apa isinya.
Ada 2 opsi: 1) buku adalah sumber pengetahuan, lantas ... Ah baca dulu, jawabannya ada diakhir tulisan ini :)))
2) membaca, bukan terpaksa. Perpustakaan saya dikepala, bukan di rak itu.
Ketimbang menjelaskan kenapa di kritisi sedikit kejam tentang hal tersebut, saya lebih suka berseringai.
Saya acuh, lebih senang menaikan alis dan sedikit berseringai tipis se-per-sekian detik. Semoga tidak ada yang memperhatikan. Hehehe
Perkara acuh, saya senang apatis, an-sos, peduli setan.... Untuk beberapa hal yang akan sangat panjang lanjutannya, apalagi ketika nada-nada tinggi keluar. cenderung seperti seorang ektrimis. Saya tidak suka cape-cape merubah pandangan oranglain, berteriak lantang untuk menunjukkan diri bahwa seharusnya tidak seperti itu.
Karna menurut saya yang ada dibarisan paling depan yang berteriak kencang itu adalah orang-orang yang melanjutkan cerita heroik, keren, jenius banget, yang baru saja mereka dengar lalu mereka ucap berusaha sama seperti yang mereka dengar walau kenyataannya ada beberapa hal yang sedikit di lebihkan.
Cuma ikan yang perutnya kosong yang ada ditengah kolam, yang perutnya penuh? Ya dipinggir kolam. -Gue
Beda, kalo dalam tawuran. Orang-orang yang berdiri dibarisan paling depan adalah para pemberani, sedang yang paling belakang adalah yang paling dahulu tau caranya lari. :b
Itu 2 hal yang berbeda, sekali lagi... Beda konteks. Baca dulu, jangan salah tanggep. :)))
Lantas? Tentu saya tahu konsekuensi dari pembiaran ini. Toh hanya ikan lapar. Bila saya bisa memberi makan agar mereka kenyang, kenapa tidak? Kan dapet pahala. Hahaha yah begini dengungan dari kepala saya. Perkara mereka, biarkan saja. As simple as that.
Saya sih gitu.
Buat saya, menyimpan semua kritikan itu semacam menulis list panjang, bahwa semua 'mission' ini harus di laksanain. Buat saya, semua pandangan mereka adalah hal buruk yang harus saya rubah. Saya berterimakasih sekali atas perhatiannya yang banyak itu susah-susah membuang waktu hanya untuk saya. Terimakasih, hehehe.
Saya sangat perduli tentang banyak hal, tapi belum tentu oranglain perduli soal apa yang saya pedulikan. Karna itu, saya kurang suka membagi cerita. Pelit emang!
Tujuan saya berbagi soal tulisan ini adalah bentuk kerasahan saya,
'I am what i know'
'We are what we know'
'Aku adalah wawasanku'
Diri kita adalah hasil dari pengambilan keputusan kita. -Pandji
Sebuah kebenaran dalam pandanganku adalah sebuah kesalahan dalam pandangan oranglain, dan sebuah kebenaran dalam dalam pandangan orang lain adalah sebuah kesalahan dalam pandanganku. - Imam Syafi'i
Jadi, saya mengajak untuk.... Mari keluar dari siklus yang tidak ada ujungnya yang disebutkan oleh imam syafi'i di atas.
Ambil yang perlu, buang yang tidak perlu. Tidak usah berdebat untuk terlihat pintar. -Gue
0 komentar:
Posting Komentar