Itu! Bacalah ini dengan senyaman-nyamannya, Kamu..
Angin ribut telah berhenti setelah menggoyang-goyangkan dahan-dahan
dan ranting-ranting. Bintang-bintang Nampak jelas seolah-olah itu sisa petir
yang pecah di kulit langit. Kebun-kebun itu juga telah tenang seolah perang
yang dahsyat itu tak pernah terjadi.
Saat itu ada seorang gadis masuk ke dalam kamarnya,
berbaring diranjangnya lalu menangis tersedu-sedu, kemudian keluh-kesahnya
semakin menjadi dan nafas-nafasnya yang panas menyatu dengan kata-kata ini: Hei
Tuhan kembalikan dia padaku, air mataku telah mengering, nafas-nafas terakhirku
telah meleleh. Hei Ruh Yang Agung kembalikan dia hikmah yang meninggikan
kepintaran manusia; derita telah membuatku meradang dan putus asa. Lepaskan dia
dari kuku peperangan yang kejam. Selamatkan dia dari maut yang kejam dan
kasihanilah dia sebagai seorang pemuda yang lemah, berilah dia kekuatan
sehingga aku hanya akan menjadi miliknya. Hei cinta kalahkanlah musuhmu dan
selamatkanlah kekasihku karena dia juga anakmu, Hei maut menjauhlah dari dia
dan biarkanlah dia melihatku atau kemarilah dan bawalah aku pada kekasihku.
Saat itu lalu masuklah seorang pemuda dengan kepala
dibalut kain putih bertuliskan huruf-huruf berwarna merah lalu ia mendekati
gadis itu dan menyapanya dengan air mata dan senyuman. Lantas ia pegang tangan
gadis itu dan meletakannya di atas kedua bibirnya yang gemetaran, lalu dengan penuh
perasaan getar-getar cinta yang mengharukan dan kerinduan yang dalam pemuda itu
berkata: Jangan kamu lari karena orang yang kamu tangisi telah datang,
bergembiralah sebab kedamaian telah dikembalikan padamu dari perang yang telah
mencurinya, aku kembali padamu sebagai pemuda biasa yang tak pernah dirampas
oleh orang jahat. Hei kekasihku hapuslah air matamu dan tersenyumlah, karena
setiap bangsa memiliki pemimpin yang penuh kasih ketika kekerasan terhadap
umatnya telah sirna. Jangan kamu cemaskan lukaku, karena cinta memiliki tanda
yang terlihat oleh maut yang karena itu maut pergi lalu musuh melihat tanda itu
terus mundur. Aku adalah dia, Aku adalah sebuah kata yang diucapkan oleh orang
yang cinta damai untuk menjadi sebuah bagian dalam riwayat kebahagianmu.
Saat itu lidah terasa terkunci dan air mata
menggantikan kata-kata dan peri kegembiaraan mengelilingin dangau kecil itu.
Dan dua hati telah kembali setelah kehilangan saat perpisahan.
Dan ketika pagi datang kedua orang muda itu berdiri di tengah kebun.
Mereka berdua merenungi keindahan alam, pemuda itu memandang ke arah timur jauh
dan berkata kepada kekasihnya: LIhatlah matahari yang terbit dari kegelapan
itu.
Kita selalu
mendengar kerinduan karena itu hati kita membuka penutupnya untuk mencukur
kesedihan lalu bangun menari-nari di antara tulang rusuk-tulang rusuk, karena
kerinduan adalah nyanyian gembira yang membuat orang melupakan kedukaannya
sehingga ia merasa nyaman dan meminum nyanyian itu dengan kelezatan yang aneh
dan ia menambah lagi seolah-olah dia tahu bahwa anggur yag membuat gembira itu
berlomba dengan kelezatan itu sampai menguasai akal kesadarannya. Kerinduan itu
seperti hembusan sepoi angin timur yang melintasi bunga-bunga ditaman yang
bermekaran menari-nari dan gembira.
Kamu bisikan ditelinga mawar rahasia aneh yang kamu
tahu maknanya, sesekali kamu merasa cemas, dan di lain saat kamu tersenyum. Dan
demikianlah yang dilakukan tuhan terhadap roh manusia. Kamu rentangkan
kegelapan di lautan dan kamu kacaukan ketenangan laut yang dalam, sampai kamu
berbuih marah lalu membuka mulut selebar-lebarnya, dan menelan kapal-kapal dan
roh-roh dalam sekali telan. Apa benar kamu itu cinta yang mempermainkan seluruh
anggota badan hingga menjadi meliuk-meliuk seperti anak-anak yang bermain
lompatan-lompatan di sekitar rumah sampai rambutnya meliuk-liuk? – Yang Maha Rindu, Kahlil Gibran.
Dalam kesunyian malam hati membuka rahasia-rahasianya kepadamu, membeberkan perlahan bersama tulisan indah kahlil Gibran. Saat gelap menuju fajar masih terjaga mengaduk-aduk isi kepala ketika setiap kata di tela’ah perlahan dan memikirkan setiap tindakan, apa yang terjadi sebelumnya? Lantas apa kamu tahu apa yang dirasakan hati dan apa yang dilihat mata?
Dalam kesunyian malam hati membuka rahasia-rahasianya kepadamu, membeberkan perlahan bersama tulisan indah kahlil Gibran. Saat gelap menuju fajar masih terjaga mengaduk-aduk isi kepala ketika setiap kata di tela’ah perlahan dan memikirkan setiap tindakan, apa yang terjadi sebelumnya? Lantas apa kamu tahu apa yang dirasakan hati dan apa yang dilihat mata?
Apa kamu mendengar semua ini, serta mendengar keluhan ini? Ataukah kamu itu seperti orang yang sombong yang di ulurkan tangan kepadanya tapi mereka tak mau menyambutnya, dan suara minta tolong diperdengarkan kepada mereka tetapi mereka tak mau tahu?
Lantas kamu membisu, berdiam dipersimpangan, mengunci diri dalam sudut
gelap, bergumam sendiri tentang apa yang orang di seberang harus lakukan.
Lantas apa bisa diperdengarkan?
Kita adalah jiwa yang mengerti satu dengan lainnya, tak perlu bertanya untuk tahu semuanya. Bahwa apa yang aku rasa dapat kamu presentasikan dengan indah, seperti simfoni yang diperdengarkan dalam ruangan theater yang di mainkan lengkap di dampingi semua instrumen musik yang menghasilkan melodi indah ketika diperdengarkan. Aku kagum, pada semua fikiranmu. Bahwa kedewasaan menjadi perjudian kita, dan waktu yang menjadi meja judi nya. Wahai malam, kegaduhan yang dibuat ketika malam untuk berusaha sejenak menentramkan fikiran. Maafkan jiwa lemah ini jika suaranya membuat gaduh se-isi desa yang sedang terlelap, yang berisi orang-orang lelah yang baru sampai di peraduan, yang sedang mengistirahatkan jua fikiran, yang bergumul bersama selimut-selimut hangat dengan desahan nafas pelan. Aku tak pernah se-takut sekaligus se-sangsi seperti sekarang:
bahwa mempertahankan sosok tersebut sangatlah keras namun harus lembut ketika di genggam, bahwa mempertahankan sosok tersebut sangatlah perlahan namun harus kuat untuk ditatap dalam-dalam, bahwa mempertahankan sosok tersebut sangatlah telaten namun harus lebih hati-hati untuk diletakkan.
Apa kamu suka violet? Aku tidak tahu itu apa. Tapi dengan sendirinya
tangan akan mencari detil kecil pun untuk tahu. Bahwa apa yang kamu suka,
perlahan membuatku ingin tahu. Apa kamu suka buku? Aku tidak tahu buku apa yang
kau senangi. Mungkin berisi tulisan-tulisan cinta rumit karya shakespeare dan Kahlil Gibran atau
kumpulan rumus super memusingkan milik Isaac newton, Aku akan mencari tahu ketika dilarang.
Apa kamu suka beristirahat? Tidak? Mulailah akur dengan kasur empuk itu. Bahwa otot-otot
kecil berwarna biru di balik kulit ini butuh peregangan, kamu bukan atlet lari
halang rintang yang memperebutkan mendali, nyatanya kamu adalah pahlawan tanpa penghargaan yang jasa nya bahkan akan terlupakan. Sungguh Mulia.
Ribuan teka-teki maha sulit jadi soal, aku tak mengharap perhargaan
jika berhasil mengungkap.
Katy Perry - Yesterday (Grammy Salute Concert, Tribute to The Beatles)
0 komentar:
Posting Komentar