Surat Maaf, dari Saya.
Wah, saya bersyukur sekali. Sudah, tidak ada saya dalam bait-bait yang saya baca.
Saya tidak sedang menghibur diri untuk menulis ini, tapi tentang memberi lega pada ruangan yang rapat. Saya tidak sedang perlu dikasihani ketika tulisan ini terlihat, tapi tentang memberi kesadaran teruntuk saya.
Saya mengaku, bahwa kamu hebat.
Saya cukup kesulitan bahkan hanya untuk menghilangkan bayangan dari kepala, saya sangsi sekali bila ternyata mata bertemu mata saya akan cukup hebat untuk terlihat dingin.
Butuh nyali yang besar untuk jadi pengaku. Dan dihadapan tulisan ini, dan hanya untuk kali ini saja, saya meminta ego untuk mengerti dan memberi waktu. Bahwa tulisan ini memang perlu hadir. Saya sungguh merindu ternyata. Setelah perdebatan dan ribuan rumus menyangkal lalu mematahkan, hasilnya tetap sama; pengakuan.
Pak Habibie perlu ribuan kali waktu untuk menyendiri dan marah pada dunia, lalu menerima, dan menyadari bahwa ibu Ainun sudah pergi.
Om Iwan Fals perlu ribuan botol minuman penenang dosis keras untuk marah dan memaki dunia, lalu memahami bahwa ternyata Galang Rambu Anarki sudah pergi.
Eric Clapton entah melewati hal sesulit apa dan menghabiskan berapa ribu minuman atau obat penenang dosis lebih keras dan melepaskan gitar dan karirnya, lalu menyadari bahwa putra tercinta sudah tiada.
Mereka semua melewati fase yang sama. Memaafkan dirinya. Memaafkan diri bahwa kami tidak cukup hebat menjaga orang yang dicintai untuk bahagia. Merasa belum cukup banyak hal yang dikorbankan untuk membahagiakan hal yang dikasihi. Sedang memberi kesempatan diri untuk berusaha mewujudkan mimpi dan cita-cita, dan ternyata semuanya terpaksa hilang. Mereka berusaha memaafkan dan menerima. Bahwa Tuhan pemilik buku takdir, dan manusia adalah makhluk yang diberi ujian untuk menerima.
Saya ingin seperti ketiga tokoh hebat diatas. Mereka sudah melanjutkan hidupnya, sudah melanjutkan lagi karirnya. Bahkan lebih gemilang dari sebelumnya. Sudah menjadi biasa saja. Dan saya berusaha. Dan saya memaafkan diri saya. Tolong bahagialah, dengan siapapun. Terlebih jangan dengan saya. Karna saya sudah memaafkan saya.
0 komentar:
Posting Komentar